Sistem pengisian (charging system')

SISTEM PENGISIAN (CHARGING SYSTEM)
Fungsi sistem pengisian (alternator) adalah untuk merubah energi mekanik yang didapatkan dari putaran mesin melalui pully menjadi energi listrik

KONSTRUKSI SISTEM PENGISIAN (ALTERNATOR) DAN KOMPONENNYA






KONPONEN ALTERNATOR


1. ROTOR

  


Fungsi untuk membangkitkan Medan magnet melalui kutub magnet (pole core).
Medan magnet dibangkitkan oleh kumparan rotor (rotor coil). Pada beberapa jenis alternator fan dijadikan satu dengan rotor sehingga ukuranya menjadi lebih kecil dan ringan.jika arus dialirkan melelui rotor coil maka sebagian dari kutub pada core terpolarisasi menjadi N (north)dan bagian yang lain terpolarisasi menjadi S (south).


2. Stator


Fungsi untuk membangkitkan arus listrik bolak balik.
Stator mempunyai 3 independent coils,yang masing-masing menginduksi suatu electro motive force(emf) yang berubah-ubah.ketiga kumparan tersebut satu sama lain terpisah 120°, sehingga outputnya juga terpisah 120°.
Pada umumnya kumparan dililit dengan konstruksi bintang tiga phase, bagian tengah yang menjadi satu merupakan pusat gulungan yang sering disebut dengan titik netral (neutral point) atau bisa disebut terminal N. Pada bagian ujung kabel yang lain akan menghasilkan arus bolak-balik (AC) tiga phase.

3. DIODA (RECTIFIER)



Fungsi untuk menyearahkan arus bolak-balik(AC) yang dihasilkan oleh stator coil menjadi arus searah (DC). Dioda holder berfungsi untuk meradiasikan panas.
Arus bolak-balik tidak cocok digunakan pada sistem kendaraan listrik dan harus dirubah menjadi arus searah (AC). Arus bolak-balik yang diinduksikan dalam stator coil dirubah oleh rectifier.
Dioda-dioda rectifier adalah komponen semi konduktor yang mengalirkan arus ke satu arah meskipun pada tegangan yang kecil ,tetapi menahan arus yang mengalir dari arah yang berlawanan.

4. RUMAH ALTERNATOR (FRAME)



Fungsi untuk memegang bagian-bagian alternator dan menyediakan tempat berputar bagi alternator atau stator dengan celah sekecil mungkin

5. KIPAS PENDINGIN (FUN)


Fungsi untuk mendinginkan dioda beserta kumparan pada alternator.

6. PULLI( PULLY)




Fungsi untuk memindahkan tenaga putar dari mesin dan menentukan perbandingan putaran mesin.
Pully yang dihubungakan dengan rotor coil (Medan kumparan) yang diberi tenaga dan diputar dengan menggunakan daya putar mesin melalui v belt, menghasilkan kekuatan elektromotif AC (AC ELECTROMOTIVE FORCE) dalam stator coil.
Perbandingan crankshaft pully dengan alternator  pully biasanya 1 : 1.8 Samapi 2.2 alternator berputar pada kecepatan sekitar 2x keceoatan mesin.

7. REGULATOR



Fungsi untuk mengatur besar arus listrik yang masuk ke dalam rotor coil sehingga tegangan yang dihasilkan alternator tetap konstan sesuai harga yang telah ditentukan walaupun putaranya berubah-ubah serta untuk mematikan tanda dari lampu pengisian secara otomatis apabila alternator sudah menghasilkan arus listrik.
Ada 2 tipe regulator yaitu tipe point(point type) Dan tipe tanpa point (pointless type) atau juga disebut IC REGULATOR  karena terdiri dari integrated circuit.

Keuntungan menggunakan IC REGULATOR
- waktu pengaturan teganganlebih pendek
- lebih tahan terhadap getaran
- ukuranya kecil

Kerugian
- kurang tahan terhadap panas yang tinggi
- frekuensi tegangan


SIRKUIT SISTEM PENGISIAN (CHARGING SYSTEM CIRCUIT)










Arus Medan mula mengalir dari (+) baterai - kunci kontak - terminal IG regulator - titik kontak PL1 - titik kontak PL0 - terminal F regulator - terminal F alternator - sikat - slip ring - kumparan Medan/ rotor - slip Ring - terminal E alternator - Massa - kumparan Medan menjadi magnet

Arus lampu kontrol pengisian mengalir dari (+) baterai - kunci kontak - lampu kontrol pengisian - terminal L regulator - titik kontak PL0 - titik kontak PL1 - terminal L regulator - massa - lampu menyala




ALTERNATOR lewat terminal (+) baterai mengeluarkan energi listrik untuk pengisian baterai dan beban kelistrikan kendaraan. 
Arus Medan mengalir  dari (+) alternator - KUNCI kontak - terminal IG regulator - titik kontak PL1 - titik kontak PL0 - terminal F regulator - terminal F alternator - sikat - slip ring - kumparan Medan / rotor - slip ring - terminal E alternator - Massa 



Bila kecepatan bertambah naik, tegangan keluaran alternator juga bertambah naik diatas 14,4 volt,yaitu berati juga tegangan sinyal regulasi yang masuk ke kumparan regulator tegangan juga naik. Akibatnya kemagnetan pada inti kumparan regulator bertambah besar yang mampu menarik kontak PL0 hingga melayang ( berada di tengah-tengah kontak PL1 dan PL2). Akibatnya arus Medan melewati tahanan R tetapi kecepatan sudah tinggi maka tegangan keluaran alternator akan tetap 14,4 volt. 
Bila kecepatan bertambah naik lagi maka tegangan alternator juga bertambah naik hingga 14,8 volt. Dan menarik kontak gerak PL0 lebih jauh lagi hingga menempel titik kontak PL2 akibatnya arus Medan menjadi 0 dan tegangan keluaran alternator turun - kontak gerak PL0 lepas kembali - arus Medan besar lagi - tegangan keluaran naik lagi - kontak gerak PL0 menempel lagi pada PL2 - demikian seterusnya  terjadi putus hubungan antara kontak gerak PL0 dan kontak PL2 sehingga tegangan keluaran (+) alternator tetap pada 14,4 sampai 14,8 volt. 

Comments

Popular posts from this blog

JADI BEGINI CARA PEMERIKSAAN KOMPONEN ALTERNATOR

KARTU PRA KERJA SEGERA DIRILIS OLEH PEMERINTAH PADA BULAN APRIL